Minggu, 17 Desember 2017

WAHAI MUSLIMAH,, RUMAHMU TETAP ISTANAMU

Rumah yang dihuni satu keluarga yang bisa jadi terdiri dari ayah, ibu, kakek, nenek, dan anak-anak, atau dihuni lebih dari itu atau kurang, dalam lebih dari satu ayat al-Qur’an disandarkan (diidhafahkan –bhs. Arab) kepada wanita.
Salah satunya ayat ke-33 dari surah al-Ahzab,

وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu…” (al-Ahzab: 33)

Minggu, 19 November 2017

HALAL DAN HARAM MAKANAN A-Z

Termasuk di antara keluasan dan kemudahan dalam syari’at Islam, Allah -Subhanahu wa Ta’ala- menghalalkan semua makanan [1] yang mengandung maslahat dan manfaat, baik yang kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun masyarakat.

Demikian pula sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang mudhorotnya lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara ini sangat ditentukan -setelah hidayah dari Allah- dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya.

Minggu, 29 Oktober 2017

MAKSUD MEMENDEKAN BACAAN SHALAT KETIKA MENJADI IMAM

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kami mendengar hadis yang berisi perintah bahwa jika kita sedang menjadi imam shalat, maka kita harus memendekkan shalat tersebut. Apakah yang dimaksud memendekkan shalat di sini? dan bagaimana praktiknya yang benar?

Minggu, 17 September 2017

Tentang Hadits Tidak Makan Sebelum Lapar, Berhenti Sebelum Kenyang

Syeikh bin Baz Rahimahullah ditanya tentang suatu hadits, yaitu hadits:

‏ ﻧَﺤْﻦُ ﻗَﻮْﻡٌ ﻻَ ﻧَﺄْﻛُﻞُ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﺠُﻮْﻉَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﻛَﻠْﻨَﺎ ﻻَ ﻧَﺸْﺒَﻊُ‏

‎“Kami adalah kaum yang tidak makan sampai kami lapar dan jika kami makan maka kami tidak (sampai) kenyang.”

Beliau menjawab :
Kami tidak mengetahui mengenai keabsahan hadits ini,Ucapan ini biasa didengar dari sebagian tamu padahal di dalam sanadnya terdapat kelemahan. Mereka (sebagian tamu) biasa mengatakan: Dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda,

Minggu, 13 Agustus 2017

TENTANG LARANGAN MEMAKAI ALAS KAKI DI AREA PEMAKAMAN

Apakah melepas sandal saat masuk kuburan termasuk sunnah atau bid’ah?

Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini menjadi tiga pendapat, dan pendapat yang kuat dan terpilih adalah bahwa hal tersebut mustahab. Pendapat ini dipilih oleh Ahmad, Ibnu Qudamah, Ibnul Qayyim, asy-Syaikh Bin Baz, asy-Syaikh al-‘Utsaimin, asy-Syaikh Muqbil, al-Lajnah ad-Daimah dan ulama yang lainnya.

Minggu, 23 Juli 2017

Petuah Ulama Tentang Pentingnya Menjaga Waktu

Inilah nasehat berharga dari para ulama kita. Sungguh di zaman ini, kita akan melihat banyak orang yang menyia-nyiakan waktu dan umurnya dengan sia-sia. Kebanyakan kita saat ini hanya mengisi waktu dengan maksiat, lalai dari ketaatan dan ibadah, dan gemar melakukan hal yang sia-sia yang membuat lalai dari mengingat Allah. Padahal kehidupan di dunia ini adalah kehidupan yang sangat singkat, tetapi kebanyakan kita lalai memanfaatkan waktu yang telah Allah berikan.

Minggu, 25 Juni 2017

MAKNA AYAT: “KAMI LEBIH DEKAT DARI URAT LEHERNYA”

 
 Tanya : Apa makna dua ayat berikut :
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” [QS. Qaaf : 16].
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ
“Dan Kami lebih dekat dengannya daripada kamu” [QS. Al-Waqi’ah : 85].
Apakah ini menunjukkan bahwa Allah memang dekat dan “menyatu” dengan diri kita ?

Minggu, 11 Juni 2017

PERNYATAAN IMAM SYAFI'I DALAM MASALAH AQIDAH

Mengenal aqidah seorang imam besar Ahlu Sunnah merupakan perkara penting. Khususnya, bila sang imam tersebut memiliki pengikut dan madzhab yang mendunia. Karenanya, mengenal pernyataan Imam Syafi'i yang madzhabnya menjadi madzhab banyak kaum muslimin di negeri ini, menjadi lebih penting dan mendesak, agar kita semua dapat melihat secara nyata aqidah Imam asy-Syafi'i, dan dapat dijadikan pelajaran bagi kaum muslimin di Indonesia.

Minggu, 21 Mei 2017

ORANG BODOH DIAMPUNI?

Pertanyaan.

1. Bagaimana batasan orang jahil dalam agama, sehingga tidak dihukumi sebagaimana hukum syar’i yang ada. Misal, bukankah orang Nashrani dan Yahudi dihukumi kafir, pun mereka jahil. Sedangkan quburiyyin tidak dihukumi kafir? Padahal ini merupakan dasar akidah. Masalah ini masih samar bagi saya.

2. Apabila melanggar suatu larangan, apakah dosa orang yang sudah tahu dan yang belum tahu (jahil) itu sama? Lalu, apakah berdosa bila seseorang tidak mau menuntut ilmu karena takut terjerumus perkara yang belum diketahui? Berdasarkan dalil, lebih besar manakah dosa antara orang yang syirik dengan orang yang meminum khamr (tetapi tahu)? Mohon penjelasan.

Rabu, 17 Mei 2017

Dimana Allah??? (Bantahan terhadap pemahaman yg mengatakan Allah dimana-mana atau Allah ADA NAMUN TAK BERTEMPAT & TAK BERARAH)



Pada kesempatan kali ini, kami angkat sebuah topik permasalahan yang klasik dan kontemporer, yaitu mengenal “Dimana Allah?”, Karena di sana banyak kita dapati di antara masyarakat yang menyimpang dalam aqidah (keyakinan) yang agung,
prinsip Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, dan para shahabat -Ridhwanullah ‘alaihim ‘ajmain-, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Senin, 17 April 2017

HUKUM MENGATAKAN ALLAH ADA DIMANA-MANA




Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Dalam sebuah siaran radio ditampilakan kisah dengan menggunakan kata-kata: Seorang anak bertanya tentang Allah kepada ayahnya, maka sang ayah menjawab: Allah itu ada dimana-mana. Bagaimana pandangan hukum agama yterhadap jawaban yang menggunakan kalimat semacam ini?

Minggu, 02 April 2017

MENYOAL URUSAN GHOIB

اَلْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ اللهِ وَعَلىٰ آلِهِ وَ مَنْ وَالاَهُ، وَبَعْدُ
Di antara hal yang penting dalam akidah Islam adalah beriman terhadap urusan gaib. Telah banyak orang tersesat dalam masalah ini. Sebagian mereka terjatuh dalam kekufuran karena mengaku tahu ilmu gaib. Sebagian orang membenarkan pengakuan orang yang mengaku tahu ilmu gaib tersebut. Tidak sedikit pula orang-orang yang tidak meyakini sebagian urusan gaib, mengingkari masalah-masalah akidah, seperti azab kubur, telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan lainnya. 

Minggu, 26 Maret 2017

AGAMA YANG HAQ DISISI ALLAH HANYALAH ISLAM

Islam adalah nikmat terbesar bagi hamba Allah subhanahu wa ta’ala, karena:

    1. Islam Satu-Satunya Agama yang Haq di Sisi Allah subhanahu wa ta’ala

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ

“Sesungguhnya agama yang haq disisi Allah hanyalah Islam.” (Ali Imran: 19)

وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ٨٥

“Barang siapa mengharapkan selain Islam, tidak akan diterima darinya, di akhirat nanti dia termasuk orang-orang merugi.” (Ali Imran: 85)

Selasa, 21 Maret 2017

MENJADIKAN AGAMA SEBAGAI BAHAN GURAUAN ADALAH PERBUATAN KUFUR




Oleh
Prof. Dr Abdur Razzaq al-Abbad

Islam merupakan agama agung, yang dibangun di atas pondasi pengagungan kepada Allâh Azza wa Jalla , pengagungan terhadap syariat-Nya dan Rasul-Nya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
Demikianlah (perintah Allâh). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allâh, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati [Al-Hajj/ 22: 32]

Apabila pengagungan kepada Allâh Azza wa Jalla di dalam hati seseorang menguat, maka ia akan tunduk, patuh, berserah diri dan taat. Namun apabila pengagungan kepada Allâh Azza wa Jalla hilang dari hati seorang hamba, maka ia akan membangkang kepada agama ini, bahkan ia akan berubah menjadi seseorang yang suka mencibir, mencela, dan menghinakan (agama ini). Dengan ini, tersingkap sudah penyebab hilangnya rasa hormat dari sebagian orang terhadap agama ini.

Senin, 27 Februari 2017

THUMA’NINAH DALAM SHALAT



Oleh
Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr

Diantara kesalahan fatal yang dilakukan oleh sebagian kaum Muslimin dalam shalat mereka adalah meninggalkan thuma’ninah, padahal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggapkan orang yang tidak melakukannya sebagai pencuri terjelek. 

Disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad rahimahullah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِى يَسْرِقُ مِنْ صَلاتِهِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: “لاَ يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلاَ سُجُودَهَا
‘Pencuri terjelek adalah orang yang mencuri (sesuatu) dari shalatnya.’ Para Shahabat Radhiyallahu anhum bertanya, ‘Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ! Bagaimana seseorang mencuri sesuatu dari shalatnya ?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Dia tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya.’

Senin, 13 Februari 2017

AHLUS SUNNAH MENDOAKAN WALIYYUL AMRI

Al-Imam al-Barbahari rahimahumallah berkata,
“Apabila engkau melihat ada orang yang mendoakan kebaikan untuk penguasa, ketahuilah dia seorang Ahlus Sunnah, insya Allah.

Al-Imam Fudhail bin Iyadh rahimahumallah berkata,
“Sekiranya aku mempunyai doa (yang terkabul), aku tidak akan mengarahkannya kecuali untuk penguasa.”

Minggu, 29 Januari 2017

Tamu Pasti Akan Pergi

Tamu, Pasti Akan Pergi, Abdullah bin Mas’ud yang mengatakannya. Kullu ahadin fi haadzihi ad dunyaa dhaifun, wa maaluhu ‘ariyatun, fa adh dhaifu murtahalun wal ‘ariyatu muaddaatun.
“Di kehidupan dunia ini, kita hanyalah tamu. Semua yang dipakai, sebatas pinjaman. Tamu pasti akan pergi sementara barang yang dipakainya harus diserahkan kepada pemilik rumah”

Selasa, 17 Januari 2017

Hak-Hak Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Yang Wajib Kita Tunaikan

Di antara para nabi yang diutus oleh Allah Subhanahu wata’ala adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi terbaik yang diutus oleh Allah Subhanahu wata’ala di muka bumi ini, sebagai rahmat bagi alam semesta. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta.” (al-Anbiya’: 107)