Al-Imam al-Barbahari rahimahumallah berkata,
“Apabila engkau melihat ada orang yang mendoakan kebaikan untuk penguasa, ketahuilah dia seorang Ahlus Sunnah, insya Allah.”
Al-Imam Fudhail bin Iyadh rahimahumallah berkata,
“Sekiranya aku mempunyai doa (yang terkabul), aku tidak akan mengarahkannya kecuali untuk penguasa.”
Seseorang bertanya, “Hai Abu Ali (Fudhail), jelaskan maksud kalimat ini kepada kami semua.” Al-Imam Fudhail rahimahumallah menjawab, “Jika aku arahkan pada diriku,
kebaikannya tidak akan kembali kecuali kepada diriku. Akan tetapi, jika
aku arahkan kepada penguasa, penguasa itu akan menjadi baik sehingga
baiklah keadaan rakyat dan negara.”
Maka dari itu, kita diperintah mendoakan
waliyyul amri dengan kebaikan serta dilarang mencemooh atau
memberontaknya walaupun penguasa itu zalim dan jahat. Sebab, kezaliman
dan kejahatannya kembali kepada dirinya sendiri, sedangkan kebaikannya
selain kembali kepada dirinya juga untuk seluruh muslimin.” (Syarhu
Sunnah)
Di dalam kitab I’tiqad Ahlus Sunnah, al-Imam al-Isma’ili rahimahumallah
mengemukakan bahwa mereka, Ahlus Sunnah, memandang harusnya mendoakan
kebaikan bagi penguasa dan mendorongnya berbuat adil. Ahlus Sunnah tidak
memandang bolehnya memberontak dengan pedang/ senjata.
Al-Imam ath-Thahawi rahimahumallah mengatakan,
“Kami, Ahlus Sunnah, mendoakan kebaikan dan keselamatan untuk waliyyul amri.” (al-Aqidah ath- Thahawiyyah)
Asy-Syaikh al-Allamah Shalih al- Fauzan menambahkan catatan penting atas apa yang telah dikemukakan al-Imam ath-Thahawi rahimahumallah di atas. Beliau berkata, “Kami, Ahlus Sunnah, senantiasa berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala
agar mengembalikan waliyyul amri kepada kebenaran dan meluruskan
kesalahan yang ada pada mereka. Kami mendoakan kebaikan untuk
mereka. Sebab, kebaikannya adalah kebaikan untuk kaum muslimin dan
petunjuknya adalah petunjuk bagi kaum muslimin. Kemanfaatan yang
ditimbulkannya pun akan meluas dan dirasakan oleh semua pihak. Ketika
Anda berdoa kebaikan untuk mereka, secara otomatis berdoa untuk kebaikan
kaum muslimin.” (Ta’liq ala ath-Thahawiyyah)
Samahatul Allamah Ibnu Baz rahimahumallah berkata,
“Sebagai bentuk tuntutan dari bai’at
(janji setia) adalah menyampaikan nasihat kepada waliyyul amri. Salah
satu bentuk nasihat itu ialah mendoakan waliyyul amri agar mendapatkan
taufik, hidayah, dan kebaikan dalam hal niat dan amal, serta diberi
pendamping yang baik.” (ad-Dur al-Mantsur)
#waliyyulamri #mendoakaan_kebaikan_pemerintah
#binBaz #al_Fauzan
#binBaz #al_Fauzan