Minggu, 11 Maret 2018

PARA PELAWAK ITU..



Sebuah realita yang membuat hati orang-orang beriman menjadi sedih dengan banyaknya kemungkaran yang terjadi disekitarnya, diantara kemungkaran itu adalah adanya para pelawak yang berdusta dalam lawakkannya bahkan lebih dari itu, sebagian mereka menjadikan sesuatu dari syariat ini sebagai bahan gurauan hanya agar manusia bisa tertawa.
Yang lebih meyedihkan lagi ini menjadi tontonan kaum muslimin yang mereka tertawa dengan suguhan kemungkaran tersebut.


Ya… para pelawak itu…orientasinya hanya uang dan ketenaran berani berdusta atau bahkan berlelucon dengan mengunakan bagian dari syariat yang seharusnya kita muliakan.
Berkata asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah,

”Termasuk kedustaan yang terbesar ialah apa yang dilakukan oleh sebagian manusia pada hari ini, mereka datang membawa ucapan dusta yang mereka ketahui bahwa ucapan tersebut adalah dusta, mereka melakukan hal tersebut agar manusia tertawa.
Padahal telah datang hadits yang mengancam perbuatan tersebut.
Rasul ‘alaihis shalatu was salam bersabda,
« ويل للذي يحدث فيكذب ليضحك به القوم، ويل له، ويل له »
“Sungguh celaka orang yang berbicara dusta untuk membuat suatu kaum tertawa, sungguh celaka dia, sungguh celaka.” (HR. Muslim)

Ini adalah sebuah ancaman kepada perkara yang dianggap remeh oleh kebanyakan manusia.” (Syarh Riyadh ash Shaalihin :1/296-297)

Allah Ta’aala berfirman:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya Kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (at-Taubah:65-66)

Berkata asy-Syaikh Al Allamah Abdurrahman Nashir As Sa’di: “Sesungguhnya mengolok-ngolok Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya adalah kekufuran yang mengeluarkan pelakuknya dari agama, dikarenakan pokok agama adalah mengaggungkan Allah, agama dan rasul-Nya. Dan mengolok-ngolok dengan hal tersebut meniadakan pokok agama ini dan bertolak belakang dengan sebesar-besar bertolak belakang.” (Taisirul Karimir Rahman pada ayat ini)

Berkata asy-Syaikh Al-Allamah Shalih al Fauzan: “Bahwasannya ayat tersebut menunjukan tentang kafirnya seseorang yang mengolok-ngolok dengan sesuatu yang didalamnya menyebutkan Allah, Rasulullah atau al-Qur’an.” (al Mulakhos, hlm.326)
Bertakwalah wahai para pelawak…. apa yang kalian lakukan perkara yang sangat berbahaya. 
(abdullah aljakarty)
sumber :