Sebuah
realita yang membuat hati orang-orang beriman menjadi sedih dengan banyaknya
kemungkaran yang terjadi disekitarnya, diantara kemungkaran itu adalah adanya
para pelawak yang berdusta dalam lawakkannya bahkan lebih dari itu, sebagian
mereka menjadikan sesuatu dari syariat ini sebagai bahan gurauan hanya agar
manusia bisa tertawa.
Yang lebih
meyedihkan lagi ini menjadi tontonan kaum muslimin yang mereka tertawa dengan
suguhan kemungkaran tersebut.
Ya… para
pelawak itu…orientasinya hanya uang dan ketenaran berani berdusta atau bahkan
berlelucon dengan mengunakan bagian dari syariat yang seharusnya kita muliakan.
Berkata
asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah,
”Termasuk
kedustaan yang terbesar ialah apa yang dilakukan oleh sebagian manusia pada
hari ini, mereka datang membawa ucapan dusta yang mereka ketahui bahwa ucapan
tersebut adalah dusta, mereka melakukan hal tersebut agar manusia tertawa.
Padahal
telah datang hadits yang mengancam perbuatan tersebut.
Rasul
‘alaihis shalatu was salam bersabda,
« ويل للذي يحدث فيكذب ليضحك به القوم، ويل له، ويل له »
“Sungguh
celaka orang yang berbicara dusta untuk membuat suatu kaum tertawa, sungguh
celaka dia, sungguh celaka.” (HR. Muslim)
Ini adalah
sebuah ancaman kepada perkara yang dianggap remeh oleh kebanyakan manusia.”
(Syarh Riyadh ash Shaalihin :1/296-297)
Allah
Ta’aala berfirman:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا
نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ
تَسْتَهْزِئُونَ لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Dan jika
kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah
mereka akan manjawab, “Sesungguhnya Kami hanyalah bersenda gurau dan
bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan
Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” tidak usah kamu minta maaf, karena kamu
kafir sesudah beriman.” (at-Taubah:65-66)
Berkata
asy-Syaikh Al Allamah Abdurrahman Nashir As Sa’di: “Sesungguhnya
mengolok-ngolok Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya adalah kekufuran yang
mengeluarkan pelakuknya dari agama, dikarenakan pokok agama adalah
mengaggungkan Allah, agama dan rasul-Nya. Dan mengolok-ngolok dengan hal
tersebut meniadakan pokok agama ini dan bertolak belakang dengan sebesar-besar
bertolak belakang.” (Taisirul Karimir Rahman pada ayat ini)
Berkata
asy-Syaikh Al-Allamah Shalih al Fauzan: “Bahwasannya ayat tersebut menunjukan
tentang kafirnya seseorang yang mengolok-ngolok dengan sesuatu yang didalamnya
menyebutkan Allah, Rasulullah atau al-Qur’an.” (al Mulakhos, hlm.326)
Bertakwalah
wahai para pelawak…. apa yang kalian lakukan perkara yang sangat
berbahaya.
(abdullah
aljakarty)
sumber :