Oleh
Syaikh Shâlih Fauzân bin Abdillâh Al Fauzân
Syaikh Shâlih Fauzân bin Abdillâh Al Fauzân
Sudah menjadi fithrah manusia, jika mengalami atau tertimpa suatu musibah,
maka dia akan berusaha menyelamatkan diri dengan segala cara yang mungkin
dilakukannya. Namun, ada juga sebagian orang yang pasrah, berputus asa dan
tidak mau mencari jalan keluar, akhirnya kebinasaan menjadi pungkasannya. Ada
juga yang tidak menyadari dirinya sedang dalam musibah, sehingga tidak tergerak
untuk mencari solusi, akhirnya penyesalan pun tak terelakkan.
Pada saat ini, banyak sekali bahaya yang mengintai kita sebagaimana yang
dikabarkan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits
tentang fitnah akhir zaman. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
rasul yang penuh kasih sayang kepada umatnya, tidak hanya memberitahukan
tentang fitnah ini saja, tapi juga memberitahukan solusinya. Al-Qur’ân dan
sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan solusi yang tidak
bisa ditawar-tawar. Kalau tidak, kesengsaraan mesti akan menimpa.
Allâh Azza wa
Jalla befirman :
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ
وَلَا يَشْقَى ﴿١٢٣﴾ٰ وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً
ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ ﴿١٢٤﴾ قَالَ رَبِّ لِمَ
حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا ﴿١٢٥﴾ قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ
آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَىٰ
Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikut
petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.
Berkatalah ia, “Ya Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta,
padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat ?” Allâh berfirman,
“Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, lalu kamu melupakannya, dan
begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”. [Thaha/20:123-126]
Kini, fitnah-fitnah itu sudah banyak sekali disekitar kita, siap menerkam
siapa saja yang lalai. Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa waspada dan
menjaga diri.
Diantara ujian-ujian itu adalah ujian harta. Diriwayatkan dari Ka’ab bin
‘Iyadh Radhiyallahu anhu, dia mengatakan, “Aku pernah mendengar Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَإِنَّ فِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ
Sesungguhnya masing-masing umat itu ada fitnahnya dan fitnah bagi umatku
adalah harta [HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibni Hibbân dalam shahihnya]
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ
تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ
Demi Allâh ! Bukan kefakiran yang saya khawatirkan atas kalian, namun yang
saya khawatirkan adalah kalian diberi kemakmuran dunia sebagaimana pernah
diberikan kepada umat sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba sebagaimana
mereka. Sehingga akhirnya dunia menyebabkan kalian binasa sebagaimana mereka.
[HR. Bukhâri dan Muslim]
Harta itu ujian dari semua sisi. Dimulai saat mengumpulkan dan
mengembangkannya, kesibukan ini sering melalaikan seseorang dari beribadah
kepada Allâh Azza wa Jalla . Juga kegemaran menumpuk harta yang tidak pernah
bisa mencapai titik klimaks, diperparah lagi dengan prilaku menghalalkan segala
cara demi memenuhi ambisinya. Harta juga menjadi fitnah atau musibah bagi yang
empunya saat harta dibelanjakan di jalan yang tidak dibenarkan syari’at atau
enggan mengeluarkan zakat yang menjadi kewajibannya. Akibatnya, berbagai
keburukan pun bermunculan akibat harta.
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ
الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
Sungguh akan datang suatu masa, saat itu manusia tidak lagi peduli dengan
cara apa dia menghasilkan harta, apakah dari sesuatu yang halal ataukah haram !
[HR. Bukhâri]
Diantara ujian yang juga ada pada saat ini yaitu keburukan yang datang
melalui media elektronik dan media cetak. Karya tulisan menyesatkan, foto dan
gambar wanita dengan dandanan seronok, nyanyian pembangkit nafsu syahwat,
pentas yang sering membuat suatu keburukan menjadi tidak jelas bahkan
membalikkan fakta, yang buruk dianggap bagus dan indah, semuanya ada di media.
Terkadang suatu yang tidak pantas ikut serta ditayangkan, seperti cara mencuri
atau aksi kriminal lainnya. Semua keburukan ini ditayangkan di berbagai channel
tv, baik dalam maupun luar negeri dan dengan mudah bisa diakses lewat internet.
Sehingga betapa sedih hati dan tercabiknya hati kita ketika mendengar berbagai
perbuatan kriminal yang dilakukan oleh para pelajar yang bahkan diantara mereka
sangat muda belia dan seakan tidak bisa dipercaya kalau dia melakukan
kriminalitas yang seharusnya hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa.
Sebagian orang, na’udzu billah, merasa tidak cukup dengan berbagai
keburukan di atas, dia menambahkannya dengan membeli atau menyewa kaset CD film
porno yang sangat tidak layak lalu diputar di tengah keluarganya. Tidakkah dia
tahu keburukan di sekitarnya sudah begitu banyak meski dia tidak menghendaki
keburukan itu datang ke rumahnya ? Ataukah dia merasa keburukan itu belum
lengkap ? na’udzu billah. Dimanakah rasa cemburu itu dicampakkan ? Tidakkah
para penyebar keburukan ini takut ketika mereka dimintai pertanggungjawaban
atas beragam keburukan yang diakibatkan keburukannya ? Semoga Allâh Azza wa
Jalla memberikan hidayah kepada kita semua untuk tetap istiqamah di atas jalan
yang telah tetapkan syari’at.
Saat ini, betapa banyak rumah kaum Muslimin yang seharusnya bersinar dengan
dzikrullah justru hampa darinya. Rumah-rumah itu menjadi tempat yang di senangi
setan dan di jauhi para Malaikat pembawa rahmat. Bahkan ada yang lancang
mengundang para pemuda untuk serta begadang, pentas atau menghidupkan budaya
yang bertentangan dengan nilai agama.
Ini merupakan fitnah besar yang menimbulkan kekhawatiran yang harus kita
waspadai. Kita wajib menjaga anak-anak kita agar tidak terjebak dalam perangkap
setan. Hendaklah kita senantiasa memohon pertolongan kepada Allâh agar kita
diberik kekuatan dan kesabaran.
Diantara ujian yang juga sangat mengkhawatirkan pada zaman ini yaitu fitnah
yang ditimbulkan kaum wanita. Dalam hadits yang diriwayatkan Usâmah bin Zaid
Radhiyallahu anhu Radhiyallahu anhuma, beliau Radhiyallahu anhu mengatakan,
“Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ
النِِِِِِِِِِّسَاء
ِ
Saya tidak meninggalkan satu fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki selain (ujian) wanita [HR. Bukhâri dan Muslim]
ِ
Saya tidak meninggalkan satu fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki selain (ujian) wanita [HR. Bukhâri dan Muslim]
Ujian yang diakibatkan prilaku kaum wanita pada masa ini semakin parah,
karena prilaku sebagian wanita yang tidak merasa malu sema sekali. Dengan dalih
mengikuti perkembangan zaman, mereka mengenakan pakaian tipis nan ketat,
sehingga bentuk anggota tubuh mereka nampak dengan jelas.
Ada juga yang berdalih untuk menambah penghasilan, semua dilakukan tanpa
memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan syari’at. Akibatnya, bukan
kebaikan yang timbul namun sebaliknya. Berbagai media massa, sekan tidak pernah
sepi dari perbuatan kriminal akibat dari ujian ini. Tidakkah kita mau mengambil
pelajaran dari berbagai peristiwa menyedihkan ini ? Akankah kita membiarkan
diri kita, saudara atau keluarga kita terjebak dalam ujian ini ?
Diantara ujian yang juga harus diwaspadai adalah ujian yang merupakan efek
negatif dari era informasi. Arus informasi yang lancar dan cepat menjadikan
batas antar Negara seakan tidak ada. Suara dan gambar bisa ditransfer dalam
hitungan detik. Banyak faidah yang bisa kita ambil darinya. Namun kita tidak
boleh lengah, karena setan dan musuh-musuh Allah tidak pernah tinggal diam.
Mereka akan memanfaatkan semua fasilitas modern ini untuk menyebarkan keyakinan
rusak dan kebiasaan buruk mereka serta untuk menjaring mangsa. Semoga Allah
Azza wa jalla menjaga kita dan keluarga kita dari segala keburukan yang
disebarkan oleh setan dan musuh-musuh Allah Azza wa Jalla itu.
Namun ujian yang paling besar dan paling berbahaya bagi kaum Muslimin yang
selalu kita waspadai yaitu ujian dajjal yang akan datang menjelang hari kiamat.
Maka hendaklah kita senantiasa waspada dan menjaga diri serta keluarga kita.
Hendaklah kita memperbanyak do’a kepada Allâh Azza wa Jalla agar senantiasa
menjaga kita dari keburukan berbagai fitnah ini.
الم ﴿١﴾ أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا
يُفْتَنُونَ ﴿٢﴾ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ
اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allâh mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia
mengetahui orang-orang yang dusta. [al-Ankabut/29:1-3]
(Diangkat dari Al-Khuthab Al-Minbariyah, Shâlih Fauzân bin ‘Abdullâh
al-Fauzân, 2/415)
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XIV/1432H/2011. Diterbitkan
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]