Al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah :
Manakala para shahabat radhiyallahu ‘anhum adalah orang yang paling
mengerti tentang Allah dan rasul-Nya ketimbang umat ini, juga lebih
paham tentang agama-Nya ketimbang umat ini. Mereka radhiyallahu ‘anhum
lebih lurus jalannya dalam perkara ini (bahwasanya doa termasuk sebab
terhadap takdir), lebih lurus jalannya tentang syarat-syarat doa, dan
lebih lurus jalannya tentang adab-adab dalam berdoa daripada selain
mereka.
Adalah Umar bin Khaththab radhiyallahu
‘anhu berdoa meminta pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla atas
musuh-musuhnya, doanya itu merupakan tentara terhebatnya. Beliau
mengatakan kepada para shahabatnya, “Kalian tidak ditolong karena jumlah
kalian yang banyak, hanya saja kalian ditolong dari langit (karena
sebab doa meminta pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla).”
Beliau juga mengatakan, “Sesungguhnya aku tidak peduli terkabulnya
doa, yang penting adalah berdoa. Maka apabila engkau telah mementingkan
doa, sungguh doa itu terkabulnya bersamanya.”
Diambillah sya’ir akan makna ini dalam susunan sajak, dikatakan:
Meskipun Engkau tidak berkenan mengabulkan apa yang aku harapkan dan yang aku inginkan
Dari kemurahan-Mu cukup bagi-Mu apa yang Engkau biasakan kepadaku untuk meminta
Dari kemurahan-Mu cukup bagi-Mu apa yang Engkau biasakan kepadaku untuk meminta
Barangsiapa yang diberi ilham untuk senantiasa berdoa maka sungguh
diinginkan dengannya terkabulnya doa (doanya akan dikabulkan)
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Rabbmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (al-Mukmin: 60)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ
إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ
يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (al-Baqarah: 186)
Dan disebutkan dalam Sunan Ibnu Majah dari hadits Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu dia berkata, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَسْأَلِ الله يَغْظَبْ عَلَيْهِ
“Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala murka kepadanya.” (Riwayat Ibnu Majah)
Hadits ini menunjukkan atas bahwasanya keridhaan-Nya ada dalam
permintaan (doa yang dipanjatkan) dan ketaatan seorang hamba. Jika Rabb
Tabaroka wa Ta’ala sudah ridha maka setiap kebaikan itu ada dalam
keridhaan Allah Ta’ala sebagaimana pula bahwasanya setiap musibah itu
ada dalam kemurkaan-Nya.
Imam Ahmad menyebutkan sebuah atsar dalam kitab az-Zuhd :
“Akulah Allah, tiada Ilah kecuali Aku. Apabila aku telah ridha maka Aku memberkahi, dan tiada keberkahan-Ku itu berkesudahan (berkah-Ku tanpa batas). Dan apabila Aku telah murka maka Aku melaknat, dan laknat-Ku sampai tujuh turunan.” (atsar ini perlu dicek keshahihannya)
“Akulah Allah, tiada Ilah kecuali Aku. Apabila aku telah ridha maka Aku memberkahi, dan tiada keberkahan-Ku itu berkesudahan (berkah-Ku tanpa batas). Dan apabila Aku telah murka maka Aku melaknat, dan laknat-Ku sampai tujuh turunan.” (atsar ini perlu dicek keshahihannya)
(Dinukil dari kitab ad-Da`u wad Dawa` aw al-Jawabul Kaafi, Penulis al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah, hal. 16-17)
Sumber : http://sunniy.wordpress.com/2014/04/13/berdoa-merupakan-sebab-kebaikan-yang-akan-mendatangkan-keridhaan-allah-subhanhu-wa-taala-dan-bisa-merubah-takdir/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar