Rabu, 27 Juli 2016

FAEDAH TERKAIT HADITS PENGAMPUNAN DOSA YANG AKAN DATANG

Berkata Asy-Syaikh Al ‘Allamah ibnu ‘Utsaimin rahimahullah :
“Semua hadits yang datang dengan redaksi ‘barangsiapa yang mengerjakan sesuatu maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang’ maka ketahuilah bahwa hadits tersebut dho’if/lemah. Karena hal ini (diampuni dosa yang akan datang,-red) merupakan kekhususan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Minggu, 10 Juli 2016

PEDULI TETANGGA, PERANTARA MENUJU SURGA

Fenomena kehidupan bertetangga selalu berubah seiring dengan bergulirnya zaman. Dewasa ini, suasana sosial yang sesuai kaidah syariat Islam semakin susah didapatkan, apalagi hidup di lingkungan kota. Pada umumnya manusia cenderung dan asyik dengan kepentingannya masing-masing.
Di pagi hari, masing-masing pihak persiapan untuk menuju tempat aktivitasnya, kemudian pulang di waktu sore harinya. Begitulah seterusnya, tak terasa masing-masing pihak saling menutup diri, saling tidak mengenal, yang pada akhirnya melahirkan sikap individualisme “acuh” terhadap kondisi tetangganya.

Sabtu, 09 Juli 2016

Bolehkah Puasa Syawal Padahal Masih Punya Hutang Puasa

Pertanyaan: Apakah seseorang boleh berpuasa enam hari di bulan Syawal, sementara dia belum menyempurnakan puasa Ramadhan, karena dia batal selama sepuluh hari dengan alasan yang syar'i. Apakah dia mendapatkan pahala seperti orang yang menyempurnakan Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, yaitu seperti pahala bagi orang yang berpuasa setahun penuh? Berilah kami penjelasan. Semoga Allah membalas Anda dengan yang lebih baik.

Minggu, 03 Juli 2016

BER'IEDUL FITRI SESUAI TUNTUNAN NABI

KAIFIYAH (TATA CARA) SHALAT ID
Shalat Id dilakukan dua rakaat, pada prinsipnya sama dengan shalat-shalat yang lain. Namun ada sedikit perbedaan yaitu dengan ditambahnya takbir pada rakaat yang pertama 7 kali, dan pada rakaat yang kedua tambah 5 kali takbir selain takbiratul intiqal.
Adapun takbir tambahan pada rakaat pertama dan kedua itu tanpa takbir ruku’, sebagaimana dijelaskan oleh ‘Aisyah dalam riwayatnya: