Jumat, 07 Maret 2014

Berdoa Merupakan Sebab Kebaikan Yang Akan Mendatangkan Keridhaan Allah Subhanhu wa Ta’ala dan Bisa Merubah Takdir


Al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah :
Manakala para shahabat radhiyallahu ‘anhum adalah orang yang paling mengerti tentang Allah dan rasul-Nya ketimbang umat ini, juga lebih paham tentang agama-Nya ketimbang umat ini. Mereka radhiyallahu ‘anhum lebih lurus jalannya dalam perkara ini (bahwasanya doa termasuk sebab terhadap takdir), lebih lurus jalannya tentang syarat-syarat doa, dan lebih lurus jalannya tentang adab-adab dalam berdoa daripada selain mereka.


Adalah Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berdoa meminta pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla atas musuh-musuhnya, doanya itu merupakan tentara terhebatnya. Beliau mengatakan kepada para shahabatnya, “Kalian tidak ditolong karena jumlah kalian yang banyak, hanya saja kalian ditolong dari langit (karena sebab doa meminta pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla).”

Beliau juga mengatakan, “Sesungguhnya aku tidak peduli terkabulnya doa, yang penting adalah berdoa. Maka apabila engkau telah mementingkan doa, sungguh doa itu terkabulnya bersamanya.”

Diambillah sya’ir akan makna ini dalam susunan sajak, dikatakan:
Meskipun Engkau tidak berkenan mengabulkan apa yang aku harapkan dan yang aku inginkan
Dari kemurahan-Mu cukup bagi-Mu apa yang Engkau biasakan kepadaku untuk meminta

Barangsiapa yang diberi ilham untuk senantiasa berdoa maka sungguh diinginkan dengannya terkabulnya doa (doanya akan dikabulkan) sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Rabbmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (al-Mukmin: 60)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (al-Baqarah: 186)
Dan disebutkan dalam Sunan Ibnu Majah dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dia berkata, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَسْأَلِ الله يَغْظَبْ عَلَيْهِ
“Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala murka kepadanya.” (Riwayat Ibnu Majah)

Hadits ini menunjukkan atas bahwasanya keridhaan-Nya ada dalam permintaan (doa yang dipanjatkan) dan ketaatan seorang hamba. Jika Rabb Tabaroka wa Ta’ala sudah ridha maka setiap kebaikan itu ada dalam keridhaan Allah Ta’ala sebagaimana pula bahwasanya setiap musibah itu ada dalam kemurkaan-Nya.

Imam Ahmad menyebutkan sebuah atsar dalam kitab az-Zuhd :
“Akulah Allah, tiada Ilah kecuali Aku. Apabila aku telah ridha maka Aku memberkahi, dan tiada keberkahan-Ku itu berkesudahan (berkah-Ku tanpa batas). Dan apabila Aku telah murka maka Aku melaknat, dan laknat-Ku sampai tujuh turunan.” (atsar ini perlu dicek keshahihannya)
(Dinukil dari kitab ad-Da`u wad Dawa` aw al-Jawabul Kaafi, Penulis al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah, hal. 16-17)

Sumber : http://sunniy.wordpress.com/2014/04/13/berdoa-merupakan-sebab-kebaikan-yang-akan-mendatangkan-keridhaan-allah-subhanhu-wa-taala-dan-bisa-merubah-takdir/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar